Jumat, 04 Desember 2015

Renungan Seorang Perempuan.

Renungan Seorang Perempuan



jujur, saya iri melihat perempuan lain yang sangat begitu di sayang, di jaga, di cintai, di banggakan di depan semua orang oleh laki-lakinya.

tapi ada apa dengan diri saya? saya mungkin harus lebih berintropeksi diri lagi. dimana kesalahan saya yg selalu saya ulangi, bagaimana caranya menjaga tanpa harus mengekangnya, bagaimana cara memegang tanpa harus menggenggam erat, bagaimana caranya selalu membuat suasana baru agar hubungan tidak cepat bosan, bagaimana caranya jadi air ketika dia menjadi api, bagaimana caranya memperbaiki sifat perilaku dan tata bahasa yang lebih sopan seperti layaknya perempuan seumur saya. dan bagaimana caranya membuktikan bahwa saya adalah perempuan yang pantas untuk di pertahankan, perempuan yang pantas di perjuangkan, perempuan yang pantas untuk di bahagiakan, perempuan yang pantas untuk di hargai dan di jaga, perempuan yang pantas untuk mendampingi masa depannya, perempuan yang jago memasak, perempuan yang pantas untuk mendampingi dia dari 0 hingga sukses, perempuan yang pantas untuk calon anak-anaknya nanti.


perempuan mana sih yang tidak mau seperti itu?
semua perempuan bahkan saya sendiri juga ingin menjadi perempuan terbaik untuk orang yang saya sayang. saya selalu belajar dan belajar, meskipun saya selalu gagal.
saya akui saya bukan perempuan yang cerdas seperti Agnes Monica.
saya akui saya bukan perempuan yang jago masak seperti Farah Quinn.
saya akui saya bukan perempuan sesabar dan setabah Nia Daniati.
saya akui saya bukan perempuan yang jago nyanyi dan memainkan alat musik seperti Isyana Saraswati.
saya akui saya tidak cantik dan tidak menarik seperti Raisa.
saya akui saya tidak sexy seperti Felicity Smoak.

 


dicintai oleh seseorang adalah hal terbaik.

ketika seseorang memberikan waktunya untuk saya, sama saja seperti dia telah memberikan sebagian hidupnya untuk saya. bahagia bukan?

 

tetapi, ketika kenyataan berbeda dengan harapan...


perempuan mana yang mau bertahan di status yang entah sampai kapan akan tidak jelas seperti ini? terkadang terasa sangat di butuhkan, terkadang juga merasa sangat tidak di harapkan.

semua perasaan perempuan, termasuk perasaan ibumu sendiri akan sama seperti yang aku rasakan. sakit ketika sadar orang yang disayang ternyata tidak menyayangi  lagi, tidak lagi membutuhkan lagi, dan tidak melihat lagi seperti dulu apa semua tentang kita.
sakit ketika melihat orang yang disayang tersenyum bahagia karena perempuan lain, bukan karena aku lagi. sakit ketika orang yang disayang datang dan pergi sesuka hatinya. sakit ketika orang yang disayang ternyata telah menemukan seseorang untuk menggantikan posisi aku dulu. sakit ketika orang yang disayang cuek dan tidak peduli lagi. sakit ketika orang yang disayang sudah tidak mau mendengarkan keluh kesah lagi. tidak mau menolong ketika sedang berada di titik paling bawah. Percayalah aku butuh dia untuk tenangkan hati ini,  sakit ketika di abaikan bahkan di buang begitu saja.
  

Perempuan sering menangis itu bukan karena cengeng, tapi hati perempuan itu tulus. ketika perempuan mencintai seseorang, perempuan akan melakukan apa saja demi dia bahagia. bahkan hanya bisa sabar meskipun fikiran-fikiran negatif selalu menghantui ketika dia tidak memberi kabar. hanya bisa menahan rindu ketika dia tidak lagi peduli. ketika dia sudah tidak menjadikan kita prioritasnya lagi, apa kita berani protes? hanya bisa sabar dan berharap dia kembali seperti dia yang dulu. ketika sedang di beri banyak masalah, perempuan sangat ingin di perhatikan. sangat butuh pundak dan pelukan. tapi sekarang itu hanyalah harapan yang semu, ingatan lalu yang tidak akan mungkin terjadi lagi.
ketika sangat ingin membutuhkan dia ada di samping , tapi dia mengelak dan menghindar.
saya tau, seluruh waktu dia bukan hanya untukku lagi. tetapi jika dia benar mencintai, dia pasti akan meluangkan waktu atau setidaknya menelfon sebentar di tengah-tengah kesibukannya.


ketika meminta waktunya sebentar saja untuk bertemu, dan dia selalu memberikan beribu alasan, hanya bisa pasrah dan mencoba mengerti "oh mungkin dia lagi sibuk atau lagi senang bersama teman-temannya". karena dengan meluapkan unek-unek bahkan marah-marah itu sama sekali tidak membuat hati dia tergerak. percuma. hanya mendatangkan masalah baru dan pada akhirnya kita berdebat.

  

 
kata banyak orang, perempuan kodratnya hanya untuk menunggu dan bersabar. tapi, perempuan juga manusia. manusia itu ada batas kesabarannya.
lelaki, tolong lihat sisi baiknya perempuan. perempuan selalu memberikan maaf ketika lelakinya mengulangi kesalahan lagi dan lagi.
perempuan yang tetap bertahan meski telah di sakiti beberapa kali itu bukan berarti kita bodoh, bahkan perempuan seperti ini yang berjuang mati-matian untuk selalu menelan rasa sepahit apapun itu asalkan masih bisa bersama orang yang di sayanginya. meskipun perempuan punya hati yang begitu ingin di cintai, di perhatikan dan di jaga.
tetapi semakin lama sepertinya semua ini benar-benar harus di akhiri. untuk apa bertahan sendirian? untuk apa berjuang untuk seseorang yang justru sudah tidak mau di perjuangkan? untuk apa  memaksakan jika dia memang sudah tidak mau? untuk apa menahan dia pergi jika memang hati dia memang telah pergi?
terkadang ada di posisi ini membuat merasa serba salah. Aku tau, dia sudah tidak baik untuk ku. Aku tau, aku harus meninggalkannya. aku tau, ketika dia tidak lagi membutuhkanku tetapi dia tidak berucap apapun, berarti itu tandanya aku yang harus mundur duluan.
tetapi, apa segampang itu mundur lalu melupakan semuanya?
 


banyak perempuan yang berprinsip "mati 1 tumbuh 1000. tenang aja cowok masih banyak. jangan terus mau di sakitin dan di mainin. itu hati bukan dufan. cowok model gitu doang mah banyak di pasaran. pasti bisa dapetin yang lebih deh percaya!"


tapi prinsip saya berbeda. saya bosan dengan fase kenalan-pdkt-jadian-putus. saya bukan tipe perempuan yang gampang berpindah-pindah hati dengan waktu yang singkat. saya malas untuk memulai semuanya dari awal lagi. ketika saya dengan orang yang baru nantinya, saya harus kenalan, pendekatan ini itu, dll. berbeda dengan seseorang yang telah lama bersama, saling sudah tau keburukan dan kebaikannya masing-masing seperti apa. yang harus di garis bawahi, nyari kenyamanan itu susah. apalagi mencari kenyamanan dengan orang baru yang sama sekali belum terlalu tau orang itu sebenarnya seperti apa. Karna setiap orang mempunyai sifat dan karakter yang berbeda.


untuk perempuan yang sekarang sedang di gantung statusnya, di tinggal tiba-tiba oleh gebetan/pacarnya tanpa sebab, atau bahkan sedang ada di posisi "maju nggak bisa, mundur belum siap" tenang saja. dekatin Tuhanmu, perbanyak istigfar, beribadah, lakukan yang terbaik meskipun balasannya selalu tidak sesuai harapan, sabar dan ikhlas. minta petunjuk bahwa kita harus diam di tempat dan menikmati rasa sakit atau.. harus di paksakan mundur?


jujur saya lelah dengan semua ini. saya sangat lelah. 

tapi saya selalu percaya, bahwa Tuhan memberikan cobaan tidak melebihi batas kemampuan umatnya. Tuhan tidak pernah tidur. dia maha melihat dan tahu segalanya. hukum alam itu jelas ada.

Senin, 23 November 2015

Tentang Aku, Kamu, dan Sepotong Rindu Yang Tertinggal

Manusia boleh merencanakan segala hal yang dia inginkan, tetapi apa daya jikalau semesta memiliki rencananya juga. Manusia dengan semesta, seperti nol berbanding sepuluh sudah seperti ketentuan yang tidak dapat diubah lagi, manusia memang ditakdirkan untuk siap pada segala kemungkinan dalam hidupnya. Seperti perpisahan, mau ataupun tidak mau.

 

Seharusnya setiap hal yang indah, akan berakhir indah, bukan? Tetapi, semesta mungkin punya rencana lain. Dan aku harus siap menerimanya.

Ketika itu hanya kamu, maka tidak ada yang lain selain kamu.
Suatu hari aku pernah memimpikan sebuah kisah romantis seperti dalam novel-novel romance kesukaanku. Dimana laki-laki dan perempuan tidak sengaja dipertemukan, saling jatuh cinta dan akhirnya hidup bahagia. Tapi hakikatnya,hidup adalah hidup. Yang sesempurna itu hanya ada dalam cerita. Seperti aku yang bertemu dengannya (dulu), lalu jatuh cinta, kemudian memilih hidup bukan sama-sama.

Hai cerita lama, apa kabarmu? Aku berharap kau baik-baik saja dengan cerita baru. Jangan sepertiku yang masih saja terpaku padamu, juga pada kenangan-kenangan yang masih susah pergi dari ingatanku.

Bercerita kembali tentangmu, bukan untuk membuka luka lama dan membuat luka baru, tetapi lebih kepada membuka buku harian lama yang sebelumnya sudah aku kunci rapat-rapat. Disitu tertulis rapi segala hal tentangmu, tentang kita yang tidak pernah ingin aku lewatkan satu lembarnya. Karena kamu adalah tokoh penting didalamnya, dan kisah kita adalah alur yang aku ciptakan untuk memiliki akhir yang bahagia.

Tetapi semuanya hanya tinggal kenangan. Karena cerita hanya cerita, aku mungkin bisa menuliskan akhir yang bahagia, tapi ada yang lebih berhak mengatakan tidak. Semesta.


Maafkan aku yang masih mengartikan rindu sebagai kamu; Senyumanmu yang hangat serta tawa renyah ketika melihatku yang masih malu-malu.

Karena mencintaimu adalah hal pertama yang muncul dibenakku, maka perpisahan adalah hal terakhir, dan melupakanmu menjadi hal yang tidak pernah aku inginkan.

Entah mengapa, dari sekian banyak hal yang aku rindukan, saat-saat kamu tersenyum dan tertawa adalah bagian ter-paling-nya.

Aku sudah pernah mengatakannya belum? Bahwa senyum dan tawamu adalah kata lain dari jatuh cinta padamu. Senyummu yang sehangat matahari, seringkali menularkan padaku yang notabenenya pendiam. Tawamu renyahmu yang seringkali menertawaiku karena masih malu-malu kala duduk berdua denganmu.

Dahulu, aku bisa dengan mudahnya mendapatkan senyum darimu. Bisa dengan puas mendengar suara tawamu. Tapi kini, semua tidak terjangkau. Semua seperti sudah memiliki pembatas, dan aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan.


Aku tidak menyesali perpisahan, aku hanya menyesali waktu yang sia-sia terbuang tanpa mengabadikannya dalam bingkai dan tulisan.

Satu hal yang tidak pernah terlintas dalam kepalaku saat bersamamu; perpisahan. Seperti layaknya sifat kekal manusia, ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan, maka pengertian dari hasil akhir adalah disana. 

Seperti aku ketika sudah memilikimu. Dengan beraninya, aku memikirkan bahwa selamanya akan bersamamu, selamanya akan ada aku dan kamu. Bahwa yang terus dan terus aku lihat adalah kamu. 

Tapi semua sudah selesai, buang-buang waktu apabila aku terus meratapi perpisahan. 


Dan, akhirnya selalu ada kamu yang menjadi sepotong rindu pada waktu-waktu tertentu sendiriku.

Aku sudah lelah berlari, tidak hanya satu arah tetapi ke berbagai arah yang berbeda, tetapi hasilnya sama saja; Kembali ketempat yang sama. Karena sejatinya, rindu bukan untuk ditinggalkan, tetapi dibiarkan. Biarkan rindu berkelana selama yang ia mau, karena nanti jika rindu sudah pada tahap lelah dan ingin pergi maka dengan sendirinya dia akan pergi. 

Aku membiarkan sepotong rindu tentangmu didalam jiwaku. Sampai pada saatnya nanti dia ingin hilang, sampai pada saatnya nanti dia menemukan sepotong rindu yang lain.


Dariku, yang masih saja merindukanmu.

Minggu, 08 November 2015

Tentangmu... Tuhan

Tuhan... 
dengan cara apalagi aku bersyukur dengan segala anugrahmu yang kau beri sujud sembahku setiap hari tak mampu memlukiskan betapa bahagianya aku memiliki Tuhan sepertimu.

Tentang nafas yang sampai saat ini kau beri, tentang usia yang semakin beranjak dewasa dan utamanya tentang kesehatan yang masih selalu kau beri untukku. 
Terimakasih Tuhan akan kasih sayangmu yang selalu menjagaku dari segala kekerasan dunia ini, sebagai tempat teduhku untuk kembali saat dunia ini semakin jahat dan sebagai pelindungku dari segala ketidakadilan dunia ini.

Tuhan.. terima kasih atas kasih & kasihmu bahwa aku masih tetap hidup tanpaNya lagi, aku kira dulu aku akan mati bila tak bersamaNya, nyatanya? Aku masih tetap hidup tanpaNya ;)


Tuhan.. sekarang aku menyadari mengapa engkau menghancurkan harapanku kemarin, tentang mimpi indah bersamaNya, tentang aku dan Nya utama, karna engkau hanya ingin aku kembali padamu.


Maafkan aku tuhan selama ini selalu melupakan dan menomor duakanmu dibandingNya, aku sadar bahwa aku diciptakan olehmu patut rasanya ku junjung rasa syukur utamanya karna aku memlikimu bukan memilikiNya


Tuhan.. diantara sepi dan lelahku nikmat kasihmu masih selalu kurasa dalam denyut dan aliran darahku, entahlah mengapa aku terlalu bodoh kemarin.

Tuhan.. berkat kuasamu sepi dan sendiri mengajariku akan arti Kekuatan yang luar biasa, detik demi detik, hari demi hari kulalui dengan sempurna. Titik dimana baru aku menyadari bahwa wanita kuat itu ada, karna kuasamu.


Setahun lebih aku berdiri diantara mereka-mereka yang sibuk memikirkan duniawi, syukurlah imanku kuat tak ada ragu ataupun malu menghadapi kejamnya dunia ini dengan sendiri, lelah kurasa wajar namun kekuatan darimu selalu menguatkan ku, kecewa apalagi namun kembali lagi kuasamu lebih sempurna dibanding kejamnya dunia ini.

Menyesal.. hal yang selalu hadir ketika aku baru menyadari bahwa janji janjimu itu ada, mengapa aku harus menjalani masa muda dengan hebohnya duniawi, mengapa aku harus mengenal sosokNya yang begitu menyakitkan bagiku, mengapa harus kulewati hari demi hari bersamaNya dalam itungan tahun, mengapa aku terlalu sibuk bergaul dengan lingkungan yang sibuk memikirkan duniawi, mengapa aku harus mengenal hal-hal negatif yang ada di sekeliling, mengapa masa masa kemarin aku masih sibuk dengan duniawiku. Astagfirullah maafkan aku dengan segala dosa dosa ini yatuhan segala bentuk nakal dan khilafku tentang duniawi, semua adalah proses dan proses, proses berusaha menjadi yang lebih baik dari sebelumnya, berusaha memantaskan diri menjadi makhluk ciptaanmu.


Entahlah....mengapa baru aku sadari disaat aku sendiri dan sepi seperti ini hanya kasih sayangmu Tuhan yang menemaniku disetiap detiknya


lantas kemana mereka? Teman dan pacar yang kubanggakan selama ini didepan umum? Mereka pergi :) pergi dengan kesibukan duniawi mereka masing2. Saat ini juga aku menyadari bahwa kasih sayangmu dan keluargaku menjadi kekuatan utamaku. Bagaimana Tuhan dengan kesendirianku selama ini? sudahkah aku kembali tersenyum seperti anak kecil yang baru lahir yang siap menikmati indahnya dunia? sudahkah ketegarkanku selama ini seperti kerasnya batu karang? Sudahkah kekuatanku melebihi kuatnya besi panas? Segala hal itu atas kuasamu.
Tak sedikitpun dibenaku mengakhiri kedekatan antara aku dan penciptaku, karna titik itulah yang membuatku nyaman meski silih berganti kaum adam berusaha mengambil hatiku, alhamdulilah kuasamu akan imanku lebih tegar dari itu, atau masalalu yang terkadang hadir membawa aku dalam kenangan, kenangan yang seharusnya sudah tak kuingat lagi, itu pun ku ucapkan syukur karna kedekatan ku dengan penciptaku tak menggoyahkan semuanya.
tak hanya lelaki, teman dengan urusan duniawipun ku tinggalkan satu demi satu karna waktu yang terbuang sia-sia demi kudekatkan semuanya hanya untuk menyembahmu ;)


Ku sibukan duniaku untuk bekerja keras membahagiakan papa dan keluargku, meraih mimpi-mimpi selama ini, dan berjuang meraih toga dikepalaku.
mama disurga semoga kau mengerti posisiku didunia ini, aku hidup diantara kekuatan dan kekuatan betapa polosnya aku merasakan akan kerasnya hidup ini tanpa kasih sayangmu mah:') percayalah aku merindukanmu:') tapi mungkin kau juga lebih bahagia disurga sana melihat anakmu yang terus berjuang dalam kesendirian ini, tenang ya mah aku punya Tuhan disini, aku punya papa dan aku punya 2 adik kecil juga, mereka sumber kekuatanku untuk menjalani segala hidup ini


Tuhan..  lindungi aku dari segala urusan duniawi yang membuatku lupa kepadamu, semoga setiap langkahku masih diberi keberkahkan olehmu, semoga kasih sayangmu masih menyertaiku, dan kekuatan juga masih melindungiku. Amin..
 

Love myGod.

khawatirku hanyalah mimpi yang terulang.

Yang aku khawatirkan, bila bukan denganku masih adakah yang setia untuk mengusap wajahmu ketika kau merasa lelah? sibuk menciumimu ketika kau terlelap,sibuk menyelimutmu ketika kau terlelap meski kadang kau tak suka itu karna alasan panas, masih kah ada jemari lembut yang sibuk merapihkan helaian rambutmu? dengan berbagai macam gaya rambut khasmu, masih adakah mata jeli dan perhatian akan setiap segala sesuatu yang berbeda ditubuhmu? Seperti jerawat memerah yang sering ku ingatkan bahwa jerawat ini sudah matang, masih ada tangan yang akan melarangmu untuk memencet jerawat itu? Masih adakah omelan ketika melihat kukumu yang panjang dan berwarna hitam?bahkan sampai memotongkan kukumu karna tdk ingin melihat kukumu kotor, masih adakah perhatian kecil untuk mengajakmu makan karna aku tau kau sangat menyukai makan, masih ada tangan yang mengusap mukamu dr debu seusai kamu berkatifitas? Menutup hidung dan mulutmu ditengah perjalanan ketika asap kendaraan lain menggumpal, mengikat tali helm yg kau pakai, Yang sibuk mengingatkanmu untuk selalu cucimuka seusai berkatifitas:') ketika menaiki motor ada yang sibuk untuk selalu mengecilkan suara earphone lagu ditelingamu karna khawatir bila ditengah perjalanan kamu tak mendengar suara klakson kendaraan lain, masih ada yang selalu mengingatkanmu akan reseleting pada jaketmu ketika kamu hendak mengendarai motor? Menutup rapat reseleting jaketmu karna hanya tak ingin kamu masuk angin karna kamu lupa menutup jaketmu, jas hujan yang selalu ku ingatkan ketika hujan harus selalu dipakai tak ingin kamu basah kuyup:') atau sekedar meneduh, menyuruhmu segera ganti pakaian ketika pakaianmu sudah basah kuyup, mengajakmu solat berjamaah, memperhatikan wajah lelahmu, mendengarkan segala bisikan mimpi-mimpimu, khawatir ketika kamu sakit hanya ingin kamu makan dan minum obat untuk istirahat full tanpa memikirkan apapun, segala bentuk perhatian sekecil apapun demimu,mencaritahu kabarmu dimana dan dengan siapa dan sedang apa, percayalah wanita ribet ini hanya tak ingin kehilangan 1 detikpun waktu bersamamu, percayalah aku hanya mengkhawatirkan keadaanmu:')terlalu semangat untuk memberimu semangat setiap hari, karna hanya inginkan kamu bahagia tanpa memperdulikan dirinya,Mungkin sekarang kamu sudah dewasa, tak perlu kau cari wanita serepot aku seperti ini dengan keadaamu, mungkin sekarang kamu risih bila menemui sosok wanita sepertiku ini, mungkin juga menurutmu ini semua terlalu berlebihan, yap, hanya aku yang terlalu serepot ini mengkhawatirkan keadaanmu. Semoga kelak kau bisa temukan wanita yang tak serepot aku ini, wanita idamanmu yang cantik sempurna mengalahkan ratu elizabeth ya.

Jumat, 06 November 2015

Jodohku, Aku Rindu Padamu

Jodohku, aku merindumu dalam setiap sujud dan doaku.... Jodohku, betapa aku merindumu, betapa aku berharap lekas bertemu denganmu, bukan karena umurku yang kian hari kian menua dan kian hari kian menantikanmu, tapi lebih dari itu, karena rasa bahagiaku ada dalam dirimu, karena sucinya ikatan ada dalam balutan kasihmu... Jodohku, betapa aku sangat mengharapkanmu, di setiap sujudku kepada Tuhan tak lelah ku memanggil namamu, dalam setiap ku menengadahkan tanganku tak lepas ku menyebutmu dalam doaku.... Aku tak pernah lelah hanya tuk sekedar menunggumu, tapi aku hanya manusia biasa yang tak sempurna, penuh dengan pengharapan dan juga ingin kebersamaan dalam sucinya sebuah tali ikatan, aku ingin mengarungi bahtera bukan hanya untuk sekedar foya-foya dalam indahnya ikatan cinta tanpa kesucian (pacaran)... Jodohku, tak henti-hentinya aku mendoakanmu di selepas sujud lima waktuku, pagi, siang, sore, malam, hanya kau yang aku pikirkan, aku tak pernah meminta kau harus berprofesi sebagai apa, aku tak punya kriteria khusus tentangmu, karena aku yakin Tuhan akan memberikan jodoh yang terbaik untukku, karena jodoh adalah cerminan diri, dan aku janji, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu nanti.... Jodohku, baik-baiklah disana, jangan pernah tinggalkan lima waktumu, tetap semangat biarpun keadaan dan perasaanmu sedang pasang surut ataupun kalut, aku disini akan selalu mendoakanmu dalam setiap sujud dan pengharapanku Tuhan akan selalu menjaga hubungan kita, walaupun kita belum pernah bersua, dan yang pasti, takdir akan mempertemukan kita jua, tapi entah kapan, karena takdir akan mempertemukan kita disaat hari dan waktu yang tepat... Jodohku, Aku Mencintaimu.....

Rabu, 21 Oktober 2015

Semogah

Hey, kamu yang masih terasa abu-abu. Kita masih separuh saling mengenal. Kadang mendekat kadang menjauh. Menjadi biasa sehari, dua hari, seminggu tanpa kabar. Tak sekalipun aku mengeluh. Ketika yang lain sedang asyik berbagi waktu bersama. Tak perlu khawatir, aku tak akan iri. Aku masih cukup kuat menahan rindu disini. Aku masih menunggu pertemuan yang sudah menjadi bagian dari rencana-Nya, aku yakini pasti indah. Tak perlu cemas, aku tak pernah merasa sendiri dan sepi disini. Banyak hal sederhana yang aku lakukan dan itu sudah membuatku bahagia. Seperti, mengucap namamu dalam hati saja rasanya seperti ada yang menyengat dalam aliran darahku. Hey, aku baru kenal kamu separuh, tapi aku tak ingin kamu cepat berlalu. Kamu telah membuatku percaya diri dan berani untuk melangkah pasti. Kamu semakin membuatku semangat untuk segera menyelesaikan tugasku. Kamu membuatku untuk tidak lupa tersenyum ketika bangun dipagi hari. Mengucapkan segala rentetan pengharapan di hari ini. Menikmati hangatnya sinar matahari dan sejuknya angin pagi yang sayang untuk dilewati, seakan sudah menjadi ritual sehari-hari. Kamu membuatku berkata, "Tidak ada yang tidak mungkin. Aku pasti bisa melakukannya." Kamu mengajariku untuk tidak membenci kesalahan di masa lalu dan kamu membuatku belajar agar tidak melakukan kesalahan yang sama dimasa depan. Kamu telah membuat aku yakin akan penantian ini. Kamu yang membuat aku terus ingin menjadi lebih baik dan memantaskan diri. Kamu yang sekarang membuatku bersyukur atas segala yang diberikan Allah SWT padaku. Kamu membuatku tak pernah lelah untuk terus dan terus menyelipkan namamu dalam Doa. Aku pernah kehilangan orang yang aku sayangi selama hidupku. Dan kamu hadir seperti harapan baru dalam hidupku. Kamu seperti solusi pada masalah yang tak bisa ku atasi. Kamu yang aku yakini sebagai pengganti, semoga kamu adalah takdirku. Kamu yang masih separuh itu semoga bisa menjadi utuh. Semoga kamu memang yang terbaik, yang dikirim Allah SWT untukku.

Rabu, 02 September 2015

Darimu Aku Belajar Rasanya Berjuang dalam Keikhalasan


































Hai kamu masa depanku yang dulu pernah kujaga, apa kabar?
Tiba-tiba aku merasakan rindu yang dulu pernah kurasakan.
Hari ini aku begitu lelah, aku rindu ketika sebaris pesanmu dihandphone ku memecah keheneningan di kamar. "lagi dimana?"
Namun rindu itu hanyalah rindu yang tak seharusnya muncul.


Bukankah kita pernah berbicara tentang pesta perkawinan ?
Bukankah kita pernah berbicara tentang kopi yang harus kubuat setiap pagi untukmu?
Bukankah kita pernah berbicara tentang nama anak kita kelak ?
Bukankah sudah pernah kukatakan kuakhiri hubungan berpacaran bukan alasanku untuk menghentikan masa depanku padamu?
Bukankah sudah kukatakan aku menginginkan hubungan yang sah, Bukankah sudah kukatakan bahwasanya kamu calon ayah dari anak-anakku?

Terakhir apakah kamu lupa beberapa minggu yang lalu kamu mengucapkan "i love you". Biarlah akan menjadi pertanyaan misteri yang hanya akan kusampaikan ditulisan ini.
Awalnya aku berfikir kamulah masa depan yang aku impikan selama ini iya masa depanku Ya dulu sebelum kau mengucapkan bahwa ada mawar yang lebih indah daripada aku.

Seandainya engkau tahu ketika bagaimana rasa panas dan dinginnya tubuhku saat kau beritahukan aku tentang mawar barumu itu sontak jantungku serasa ingin berhenti berdetak, air mata menumpuk di kelopak namun tak bisa tumpah.
pada saat itu juga aku merasakan kekacauan merasuki jiwa dan tubuhku, mata dan telingaku tak mau lagi melihat ataupun mendengar apapun tentangmu tak peduli alasanmu, yang aku tahu saat itu adalah kekecewaan yang begitu besar, bahkan aku lupa bahwasanya setiap yang manusia harus siap kehilangan.

Kamu tidak tahu bagaimana aku berjuang mengikhlaskanmu saat itu Semenjak cerita menyayat hati itu aku berjuang keras memperkerjakan otakku agar ia tak terus terusan membencimu, merasa kecewa, kamu tidak tahu bagaimana berjuangnya aku menguatkan hati yang saat itu benar-benar rapuh.
Ketika aku bangun pagi lalu menerima kenyataan bahwa masa depanku harus kuganti bukan KAMU Ya.. 3 hari setelah kejadian itu kuputuskan untuk menghilang agar tak lagi ku temui namamu atau kabar apapun tentangmu hanya untuk melindungi diriku dari rasa sakit hati, berusaha mengikhlaskan apa sudah terjadi, tersenyum walau berat,mengatakan aku baik-baik saja kepada teman-temanku.

Hari demi hari kulewati aku sadar bahwa Tuhan sedang mengajariku bagaimana seharusnya ikhlas itu Kini aku sadar aku punya Tuhan dia skenario terbaik untuk drama di dunia ini, bukankah dipertemukan dengan yang salah agar mendapatkan yang benar? Bukan lagi saat nya aku untuk jatuh cinta lagi saat ini, tidak ingin lagi merasakan cinta lalu kecewa.

Inilah pedihnya ketika manusia menyandarkan harapan pada selain-Nya, lupa bahwa ada cinta yang lebih tinggi.
Tuhan mengingatkan dan mengajariku bagaimana bersabar, bagaimana tetap tersenyum dalam keadaan seburuk apapun, terutama ikhlas. Jujur saja aku hanya tidak ingin lukaku yang setengah kering ini bertambah parah ketika aku lihat atau aku dengar kabar tentangmu, aku sadar ikhlasku belum sepenuhnya, namun setidaknya aku mau belajar.

Datanglah ketika lukaku sudah sembuh, datanglah nanti iya nanti ketika sudah kutemukan masa depanku.. Aku ikhlas.. dan aku tidak akan bahagia jika aku tidak mengikhlaskanmu. Aku juga ingin bahagia dengan ataupun tanpamu, tenang sajaaku selalu mendoakanmu dalam rindu yang harus kubatasi. Jodoh itu bukan apa yang aku mau dan Tuhan harus mau, tapi tentang bagaimana aku mau dan Tuhan Ridho.




Selasa, 24 Februari 2015

Untuk Kamu, yang Membuatku Mengerti Makna Jatuh Cinta dan Benar-Benar Mencintai

Bagiku, jatuh cinta itu perkara sederhana. Kita hanya harus duduk berdua, beradu mata, dan bicara tentang apa saja. Aku mengagumi hidungmu yang mancung berlebihan, kebiasaanmu menggaruk rambut yang tak gatal, hingga gaya bicaramu yang ceplas-ceplos dan membuat pertemuan kita selalu berkesan. Namun, berdampingan denganmu ternyata membuatku belajar banyak hal baru, salah satunya perihal cinta yang aku punya untukmu. Darimu aku tahu, bahwa jatuh cinta dan benar-benar mencintai adalah 2 hal yang jauh berbeda. Bersamamu aku mengerti bahwa cinta hanya akan sia-sia jika kita tak punya niat dan usaha untuk menghidupinya. “Orang yang memang ingin tinggal dalam hidup kita, akan selalu mencari cara untuk mengamankan tempat mereka.” Jatuh cinta itu biasa saja. Dengan mudah, aku dan kamu saling tergila-gila dengan pertemuan yang hanya sekejap mata jatuh cinta = tergila-gila Aku paling suka mencerapi kenangan. Mengingat betapa dulu kita tak sedikitpun berusaha jual mahal untuk bertukar nomor telepon dan merencanakan pertemuan. Semua terjadi begitu cepat, mengalir apa adanya tanpa harus dibuat-buat. Hanya butuh waktu satu bulan masa pendekatan, sebelum kita akhirnya sepakat untuk jadian dan resmi pacaran. Cinta memang berhasil membuat kita “mabuk”. Rasanya, tak ada hari tanpa keinginanku mendengar kabarmu. Seperti aku, kamu pun akan berusaha mencuri-curi waktu di antara padatnya rutinitas pekerjaan demi kita bisa bertemu. Ya, ingatan tentang momen perkenalan, masa pendekatan, hingga cerita di awal pacaran memang jadi yang paling membahagiakan. Aku dan kamu jadi pasangan paling jemawa. Kita lupa pada jalan panjang sarat ketidakpastian yang akan menguji kadar cinta kita cinta adalah perjalanan Kita tak sedikitpun merasa kesulitan untuk beradaptasi. Sekalipun awalnya kita adalah 2 orang yang tak saling kenal, kita bisa “nyambung” lantaran punya banyak kesamaan. Soal musik, film, cita-cita, prinsip hidup; berbagai hal yang kadang membuat kita jemawa – merasa jadi pasangan paling cocok sedunia. Dulu, kita seperti hidup di dunia fantasi. Aku adalah putri cantik dan kamu pangeran berkuda nan tampan. Kelak kita akan menikah, punya banyak anak, dan hidup bahagia selamanya. Tapi, harapan seringkali berseberangan dengan realita. Kita lupa bahwa pacaran itu justru seperti berjalan melewati sebuah lorong gelap. Kita “dipaksa” awam dengan berbagai ketidakpastian yang akan menguji seberapa kuat cinta kita. Kita pernah menghamba pada emosi yang menjadikan kehidupan seperti candu, tak terkendali dan menggebu-gebu tentang emosi dan perasaan tentang emosi dan perasaan Cinta yang meluap-luap seringkali membuat kita tak terkendali. Dalam segala hal, kita akan selalu mengedepankan soal perasaan dan emosi. Saat seharian kamu tak memberi kabar, rasa kesal dan cemas yang bercampur membuat pekerjaan dan tugas-tugasku berantakan. Alih-alih fokus, aku hanya akan sibuk merapal pertanyaan; “Dia sedang apa, ya? Lagi dimana dan sama siapa? Kenapa nggak kasih kabar? Jangan-jangan sakit, atau malah sibuk main sama teman-temannya? Apa mungkin dia lupa sama aku?” Perasaan bisa dengan hebat mengendalikan diriku. Aku merasa insecure dan takut kehilangan kamu. Di titik inilah aku merasa bahwa cinta yang begitu besar dan tak terkendali adalah bencana. Sebentar saja kamu hilang dari “radarku”, aku merasa jadi orang paling malang sedunia. Hubungan cinta tak bisa dijalani dengan “buta”. Kita perlu mengandalkan logika agar semuanya tetap baik-baik saja cinta butuh dilogika cinta butuh dilogika via Bergumul dengan perasaan “takut kehilangan” akhirnya membuatku kelelahan. Saat aku menuntut penjelasan perihal kealpaan memberi kabar, toh kamu selalu punya alasan-alasan yang memang masuk akal. Kamu sibuk menyelesaikan pekerjaan, sedang ada rapat seharian, atau bertemu klien hingga tak sempat menyentuh ponselmu. Aku kesal padamu, pun dengan diriku sendiri. Kenapa aku tak bisa mengendalikan perasaan dan emosiku sendiri. Bukankah seharusnya logika dilibatkan ketika cinta yang dalam malah membuat hidupku berantakan? Toh sekadar lupa memberi kabar bukan berarti kamu tak mencintaiku lagi ‘kan? Jika alasannya sibuk dengan pekerjaan, apakah kelalaianmu pantas membuat cintaku berkurang atau bahkan hilang? Aku dan kamu harus berjuang, karena cinta hanya akan sia-sia jika kita tak punya niat ingin bertahan punya niat untuk bertahan punya niat untuk bertahan Seiring waktu berjalan, aku pun mengenalmu lebih dalam. Layaknya manusia normal, kamu tak luput cela dan punya kekurangan. Di awal pacaran, aku tak tahu kebiasaanmu yang malas keramas dan paling enggan mengganti kaos kaki hingga berbulan-bulan. Ketika beban pekerjaan semakin menyiksa, kamu bisa berubah jadi orang paling menyebalkan dan cenderung kasar. Namun, setelah tahu kekurangan-kekurangan yang kamu punya, apa aku pantas meninggalkanmu begitu saja? Aku jelas tak bisa gegabah memutuskan. Kalimat “aku cinta kamu” yang biasa aku kirimkan setidaknya 2 kali sehari untukmu hanya akan terdengar bak omong kosong. Bukankah cinta itu berarti menerima, dan kekuranganmu tak sepatutnya membuatku buru-buru mencari cinta yang lainnya? Dan dalam usaha untuk bertahan inilah, aku tahu kita benar-benar saling mencinta Tekadmu sekuat baja, aku pun tak putus-putus berusaha. Kita pantas berbangga ketika bisa melewatkan tahun demi tahun bersama cinta akan sia-sia tanpa usaha cinta akan sia-sia tanpa usaha Mustahil jika hubungan kita akan selamanya baik-baik saja. Buktinya, kebiasaan malas keramas saja sudah membuatku bergidik. Sikapmu yang kadang kasar, cenderung cuek, hingga perkara keluargamu yang seperti tak begitu senang dengan kehadiranku. Di titik ini, cinta yang besar dan perasaan yang dalam justru jadi motivasi. Semakin banyak perbedaan yang muncul membuat kita semakin terbiasa berkompromi. Sikap dan karakter yang kian kentara bertolak belakang menjadikan kita belajar tentang penerimaan. Kamu tentu setuju denganku, bahwa setiap masalah yang datang pasti bisa kita selesaikan selama mau berusaha mencari jalan keluar. “Saat usaha tak putus-putus dicurahkan, berapa lama kita pacaran akan jadi kebanggaan. Hitungan bulan atau tahun yang terlewati adalah prestasi, bukti bahwa kadar cinta kita sudah teruji.” Saat hubungan kita tak sehangat dulu lagi, genggam tanganku dan mari mengulang kenangan yang pernah kita miliki usaha yang tak putus-putus usaha yang tak putus-putus Bohong jika cinta yang kita rasakan dulu dan sekarang sama saja. Cinta kita hidup dan dia akan terus berevolusi. Cinta yang dulu meluap-luap tak terkendali kini lebih stabil. Dia tidak berkurang, tapi berubah jadi lebih menenangkan. Namun, ada kalanya rasa itu bisa sekejap hilang dan hubungan yang dijalani terasa hambar. Waktu pacaran yang lama menjadikan ungkapan cinta lewat kata-kata semakin langka. Aku dan kamu sibuk dengan hal-hal lain dan hubungan kita bukan lagi prioritas utama. Meskipun kondisi ini sangat wajar, toh kita tidak diam dan menerimanya begitu saja. Di fase ini, aku mengingatkan diriku agar lebih keras berusaha daripada biasanya. Mencoba mengulang kebiasaan-kebiasaan yang dulu, saat aku dan kamu sedang hangat-hangatnya. Aku tahu, kamu pun akan melakukan hal yang sama demi mempertahankan “kita”. Cinta akan selalu memberi kita dua pilihan; bertahan demi menghidupi rasa itu, atau membiarkannya sekejap datang dan berlalu? cinta memberimu dua pilihan Jatuh cinta dan benar-benar mencintai adalah 2 hal yang berbeda. Cinta yang meluap-luap tak terkendali dan cinta yang stabil tapi lebih menenangkan pun tak sama. Kita beruntung lantaran pernah merasakan keduanya-duanya. Perjalanan panjang yang sudah dilewati bersama pun patut membuat kita berbangga. Kebersamaan kita adalah bukti bahwa cinta nyatanya punya kekuatan tersendiri. Selama ini, kita mau belajar untuk saling mengerti. Menjadikan pengalaman di masa lalu sebagai pelajaran agar hubungan yang dijalani bisa terus bertahan. Yang pasti, cinta kita akan selalu punya dua pilihan; apakah mau sama-sama berusaha menghidupi rasa itu, atau justru membiarkannya sekejap datang dan berlalu? Cinta adalah anugerah yang pantas kita syukuri datangnya, entah itu sekadar jatuh cinta atau benar-benar mencintai. Saat aku sudah menemukanmu yang menurutku paling sempurna, satu-satunya yang akan aku lakukan adalah berjuang demi “kita”.